Anak Muda berani Bikin Perubahan Didunia Digital
RESUME 10
Gmld 1
Graup 6
Hari/Tanggal ; Senin ,22-
Nopember-2021
Narasumber ; Ibu Rosminiyati S.Pd
Moderator ; Bapak Muladi S.Pd M.Pd
Rosminiyati, S.Pd. lahir di Pangkalpinang pada 5 April 1970, berprofes sebagai guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang dari tahun 1994 hingga sekarang. Ditakdirkan Allah bergabung pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay, secara otomatis belajar menjadi bloger dan penulis dalam waktu yang bersamaan Berkat ilmu dan semangat yang terus menerus diberikan oleh para guru di kelas Belajar Menulis, keberanian untuk mengalahkan rasa takut dan tidak percaya diri mulai tumbuh. Akhirnya, “Lomba Blog Tingkat Nasional dalam Memperingati Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda” yang diselenggrakan oleh Guru Blogger Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK PGRI pada Bulan Oktober 2021 pun diikuti. Keberhasilan menaklukkan blog gurupenggerakIndonesia.com merupakan pengalaman yang luar biasa. Keajaiban yang diberikan Allah dari usaha yang tak terhingga adalah juara2 dalam perlombaan bergengsi ini.
Bermodalkan motto “Belajar tak mengenal usia” dan kesempatan berbagi yang diberikan begitu luas oleh Om Jay dan Tim, telah pula mengantarkannya untuk belajar menjadi moderator pada Pelatihan Belajar Menulis PGRI gelombang 21 dan 22 dan Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital angkatan pertama ini.
Hasil Belajar Menulis:
Ø Buku antologi “Writing
is My Passion – Jilid 1” Agustus 2021
Ø Buku antologi “Merdeka
Berpantun Cinta Budaya Negeri” September 2021
Ø Buku solo “Jendela Literasi – Kumpulan Artikel Dunia Menulis dan Menerbitkan Buku” Oktober 2021
Kontak:
Ø WA: 08127396949
Ø https://rosminiyatiberbagi.blogspot.com/
Ø https://www.facebook.com/ros.agus.7
Anak Muda berani Bikin Perubahan Didunia
Digital
1. Kebutuhan. Perubahan dan
perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak
mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan
tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan
digitalisasi/_online_. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara
mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain
sebagainya.
Tak hanya itu, derasnya laju
informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi
menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan
ditinggalkan oleh murid-murid kita.
2. Menyalurkan hobi.
3. Tambahan penghasilan.
4. Berbagi.
Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital.
1. Tekad/semangat. Jika
sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka
kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.
2. Lingkungan. Pengaruh
lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita
berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital,
secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika
lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di
tempat.
3. Sarana/Prasarana. Dunia
digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data
internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak
mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.
4. Kesempatan. Terkadang
kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital,
namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
5. Dukungan. Ada
kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di
sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini
penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana
bagi orang-orang tertentu.
Kita
semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang
menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu;
pendorong; penggerak. (KBBI V online).
Dalam
hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak
kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.
Untuk
bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan
diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua
yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita.
Seperti
yang kita ketahui bersama, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya
menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru.
Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? Apakah kita sendiri
sudah berani melakukan perubahan?
Terkait
perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing
pada diri seseorang disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.
Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:
1. Tidak bisa -> bisa;
2. Tidak berani -> berani;
3. Sudah bisa -> banyak/terampil;
4. Banyak -> berkualitas;
5. Sendiri -> kolaborasi;
6. Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna -> bermanfaat;
8. Untuk sendiri ->
berbagi/inspiratif/memotivasi;
9. Dan lain-lain.
Untuk
melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut
hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang
sudah ada di ruang maya.
Mereka
juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan
tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat
kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini.
Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita
melakukan hal yang sama.
Selanjutnya,
kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula
pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang
ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan
orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik
semangat di saat kita lemah.
Masing-masing
kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika
kemarin kita baru bisa mengetik di Word dan kemudian hari ini sudah bisa
berblog ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah
seterusnya.
Hal-hal yang
bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan:
1. Mengubah
mindset (pola pikir), antara lain:
• Usia tua > Merasa muda.
• Guru jadul > Guru gaul.
• Tidak sempat >Menyempatkan diri.
• Tidak mampu > Saya bisa.
Usia tua
sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau
beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan
lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembangan dan kemajuan
yang dimilikinya, justru akan menjadi *daya tarik tersendiri* bagi murid-murid
kita untuk berubah juga.
Tidak sempat
juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun
yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.
2. Meluruskan
niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat,
khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita
melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya
mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan
kita.
3. Berani
keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak
kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam
gerakan perubahan diri.
Cara yang
paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari
keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi
kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya,
kita akan merasa haus dan lapar.
4. Bergabung
dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang
sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita
semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi,
memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan
berkembang luar biasa terbuka lebar.
5. Bangun
kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting
dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan
bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.
6. Segera
Memulai. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena
itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.
Selanjutnya,
untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai
dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan
belajar yang lainnya.
Terkait tema
Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital bagi anak-anak kita, kita
tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh
lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu
belajar dari mereka.
Target kita
adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang
hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada
kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.
Bagaimana
caranya?
1. Kolaborasi. Kita
berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak.
Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun
kolaborasi di antara sesama guru.
2. Melakukan
sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang
sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
• Pertemuan
langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
• Pada saat
upacara atau waktu khusus.
3. Memfasilitasi
murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
• Membuat
komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber
sekolah, dan lain sebagainya.
4. Memotivasi:
• Mengadakan
perlombaan;
• Memberikan
hadiah, dan lain sebagainya.
Belajar
tidak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan.
Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah
berisi.
Mulailah
gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa
menunggu instruksi, serta libatkan Tuhan dalam setiap urusan.
Saya
yakin dengan usah yang lakukan dengan semangat akan membuatkan dari kerja yang
proposional dan cerdas .insalloh akan membuahkan hasil yang memuaskan . dengan
sering membuat dari pertemuan- yang ada di pelatihan GMLD ini akan membuatkan buku solo anolagi saya .terima kasih ibu Rosminiyati S.Pd ilmu yang sangat berguna bagi saya penerbitan buku.
Rusmana ST MM M.Si dari SMKN 5 jakarta

Terbaik
BalasHapusTerima kasih telah belajar beesama. Semoga bermanfaat dan berkah. Semoga diberikan kemudahn dan kelancaran dalam mewujudkan buku solo dari hasil Pelatihan GmLD ini.
BalasHapus