Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Resume 13
Tema: Proofreading
Sebelum Menerbitkan Tulisan
Moderator: Rosminiyati
Narasumber: Susanto,
S.Pd
Gelombang 21
Nama lengkap : Susanto
Nama Komunitas : Pak D
Tempat tanggal lahir : Gombong Kebumen 29 Juni
1971
Pekerjaan : Guru SDN
Mardiharjo
Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatra Selatan
Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan
Pendidikan
: S1 Pend. Bhs. Indonesia, S1 Pend. Guru SD
Nomor HP/WA 081373353014
Alamat blog pribadi : www.blogsusanto.com
Akun media sosial :
A. Facebook: https://www.facebook.com/Susantomusirawas/
B. Twitter: @antok_eni
C. Instagram: @susanto_eni
Belajar Menulis di Buku Antologi
1. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi (2020)
2. Senandung Guru I bersama Ibu Rita Wati & Bu Kanjeng Sri
Sugiastuti (2020)
3. Jejak 4
4. Membongkar
Rahasia Menulis ala Guru Blogger bersama Bu Noralia Puspa Yunita, dkk. (2021)
Praktik Menjadi Editor
1. Kunci Sukses Menjadi Moderator Online (Aam Nurhasanah), Desember 2020.
2. Patidusa
Pujangga Wiyata, Antologi Puisi Nusantara Bergema (Aam Nurhanasa,
dkk), Januari 2021.
3. Bait-bait
Kerinduan, Antologi Puisi Ungkapan Rasa Rindu (Rofiana, S.Pd., dkk),
Maret 2021, Januari 2021.
4. Haru Biru Perjalananku, Catatan Perjalanan Tugas Kepala Sekolah Daerah Terpencil dan Satu Atap
(“Ambu” Tini Sumartini), Maret 2021.
5. Merajut Goresan Tinta
Berbuah Karya (Herni Sunarya
Banah, S.Pd.), Maret 2021.
6. Membongkar
Rahasia Menulis ala Guru Blogger (Bersama Bu Noralia Puspa
Yunita dkk), Juli 2021.
7. Purwakarya Literasi, Antologi Grup 18 (2021)
Karya Beliau
Baiklah mari kita segera masuk kelas, bapak guru sudah
bergegas.
Segera ambil segala berkas, kita tuntaskan malam
ini dengan ringkas.
1. Memahami arti
proofreading
Proofreading adalah aktivitas memeriksa
kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.
Menjadi seorang proofreader tentu dapat dilakukan oleh siapapun dengan cara
banyak berlatih dan dapat menemukan kesalahan dalam tulisan. Sedangkan yang
dimaksud dengan kesalahan di sini adalah tidak hanya pada tanda baca, ejaan
atau kalimat yang salah, namun proofreading atau kadang disebut dengan uji baca
atau membaca ulang tujuannnya adalah untuk memeriksa konsistensi dalam
menggunakan nama atau istilah hingga pemenggalan kata serta memastikan bahwa
tulisan tersebut bisa diterima logika dan dipahami. Jadi tugas seorang proofreader harus dapat
mengenali; pertama, tulisan yang ditulis merupakan sebuah kalimat
efektif dan susunannya sudah tepat. Kedua, tulisan tersebut dipahami oleh pembaca atau
tidak.
2. Langkah-langkah
proofreading:
Pertama; Merevisi
draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan
memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian
Kedua; Merevisi
penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan
aliran teks.
Ketiga; Memoles
kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan
konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Keempat; Cek ejaan
merujuk ke KBBI & PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya
penerbit kemudian pemenggalan kata-kata juga merujuk ke KBBI. Lakukan
konsistensi nama dan ketentuannya serta perhatikan judul bab dan penomoran.
3. Hal-hal
yang harus diperhatikan oleh penulis saat melakukan proofreading antara
lain:
Pertama, penulis harus
memposisikan dirinya sebagai “calon pembaca” dari tulisan yang ia tulis sendiri
bukan sebagai penulisnya sehingga dapat memperbaikan kesalahan-kesalahan seperti typo atau
kesalahan penulisan kata dan penyingkatan.
Kedua, hindari memberi spasi
(jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru atau tanda tanya terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Ketiga, penulis mesti
menguasai EYD/PUEBI dan kata-kata baku di KBBI
Keempat, lakukan proofreading
saat nasakah telah selesai kemudian diendapkan beberapa saat dan semua hal
tersebut di atas berlaku pada semua naskah termasuk tulisan di blog.
4. Cara
mudah melakukan proofreading terutama pada ejaan.
Setelah tulisan di
blog selesai, buka jendela draft, dan buka juga jendela pratinjau.
Baca tulisan pada
jendela pratinjau
Jika ada kesalahan
penulisa, blok kata yang salah lalu di copy
Setelah itu buka
jendela draft, tekan tombol CTRL + F
Tempelkan salinan
tadi di kolom pencarian CTRL + V
Akan muncul highlight
tulisan, kita lakukan perbaikan, setelah itu klik tombol simpan atau CTRL + S
Buka jendela
pratinjau, kemudian refresh atau tekan tombol F5
Begini ilustasinya,
namun ini menggunakan Wordpress dengan mode penulisan Classik.
Sesungguhnya proses
proofreading yang dilakukan penulis atau orang lain tidak membutuhkan waktu
yang lama, hanya saja yang perlu diperhatikan adalah naskah tersebut harus
telah selesai ditulis, kemudian bacalah naskah secara utuh dan mengulangi
membacanya sekaligus menandai kesalahan-kesalahan yang ditemukan, selanjutnya
membaca lagi yang telah disertai perbaikan tulisan, baru kemudian diamkan
setidaknya dua atau tiga hari, lalu periksa kembali dan naskah kemudian
tentunya akan dikembalikan lagi kepada penulisnya untuk diperiksa
ulang. Maka semakin teliti melakukan proofreading tentu akan membutuhkan waktu
yang lebih lama.
Bila proses
proofreading telah dilakukan dengan baik, ada upaya yang lainnya untuk
menjadikan naskah tersebut menjadi menarik dan bisa dipahami pembaca. Adapun
upaya tersebut adalah:
1. Tulisan
sesuai dengan tema yang dibahas, mengandung unsur yang diperlukan, SIDAMBA
artinya bisa terjawab: Siapa, Di mana, Apa, Mengapa, Bagaimana, dan Kapan
terpenuhi sesuai tema.
2. Struktur
kalimat yang digunakan baik dan benar S-P-O-K nya. Apakah kalimat tunggal atau
kalimat majemuk. Jika kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat, tulis
dengan struktur yang baik dan benar.
3. Upayakan
tidak ada kesalahan ejaan/penulisan/pemenggalan kata
4. Pilihan
kata bagus, kata baku yang digunakan sesuai KBBI
Adapun upaya untuk
menjadikan tulisan itu diterima oleh logika maka substasi tulisan bersifat
rasional dan wajar.
Lantas apa sebenarnya
perbedaan pekerjaan editing dan proofreading. Maka dapat diketahui bahwa
editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek
kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.
Jadi, proofreading
tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika
dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk diakal atau belum.
Tentunya dalam proses
proofreading kesalahan logika yang biasa terjadi diantaranya pada substansi
materi dengan penjelasan sebelumnya.
Misalnya, pada BAB
sebelumnya dijelaskan bahwa kata baku dalam cerpen digunakan dalam narasi.
Untuk dialog tidak harus, karena dialog mencerminkan bahasa lisan yang dikutip
menjadi tulisan.
Nah, pada contoh
cerpen (yang penulis tersebut buat) ternyata narasinya menggunakan kata-kata
yang tidak baku. Hal ini bertentangan dengan penjelasan sebelumnya.
Proofreader melakukan
konfirmasi kepada penulis, lalu dilakukan perbaikan. sehingga proofreader
dengan penulis tidak bekerja sendiri-sendiri.
Isi tulisan
sepenuhnya hak cipta penulis dan tanggung jawab penulis. Proofreader/editor
memolesnya saja agar kalimatnya menjadi “bagus”.
Contoh Kalimat:
“Pada saat jam
istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang
disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi
guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut”
Kalimat tersebut
terdiri dari 34 kata, banyak kata dalam kalimat disarkan tidak lebih dari 20
kata. Sehingga dilakukan editing/proofreading menjadi
“Pada saat jam
istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil
minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan
minuman bagi guru di dalam ruang guru.”
Atau “Pada saat jam
istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil
minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan
minuman bagi guru.”
Satu perumpamaan yang
sangat berkesan dan dapat mewakili siapa sebenarnya proofreader itu diungkapkan
oleh Bapak Susanto, S.Pd
"Kuman di
seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tidak tampak".
Beliau teringat
ketika teman-temannya nonton bola di tribun atau di televisi.
Bapak sebagai penulis
adalah pemain bola yang menggiring bola ke gawang lawan. Kadang tidak tahu di
depan ada pemain yang hendak menjegal. Kami penonton di kejauhan tahu benar ke
mana bola harus ditendang.
Saya yakin dengan usah
yang lakukan dengan semangat akan
membuatkan dari kerja yang proposional dan cerdas .insalloh akan membuahkan
hasil yang memuaskan . dengan sering membuat dari pertemuan- yang ada di
pelatihan belajar menulis ini akan membuatkan buku solo saya .terima kasih Susanto SP.d ,ilmu yang sangat berguna bagi saya .
Rusmana ST MM M.Si dari SMKN 5 jakarta
Mantap pak rusmana. Semangat terus 💪💪💪
BalasHapusSemangat pak
BalasHapusKeren....lengkap Pak.
BalasHapusMantap bapak...
BalasHapus