STRATEGIS MENANGKAL HOAKS
RESUME 5
GMLD 6
Rabu .10 -NOPEMBER-2021
MODERATOR ; BAPAK MULADI
NARASUMBER ; HENI MULYATI M.Pd
MATERI ;STRATEGI MENAGKAL HOAKS
P
Muladi Membuka materi : Bapak ibu dan narasumber yang saya hormati dan
banggakan. Mari kita buka acara kita sore ini dengan sama-sama membaca Basmala
"Bismillahirman nirrahim". Seraya kita berdoa semoga Allah swt, Tuhan
yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kesehatan kepada kita semua, terhindar
dan terjaga dari virus Covid-19 yang masih menjadi ancaman. Kita juga berdoa
semoga jaringan internet yang menjadi infrastruktur utama kita dalam interaksi
dan komunikasi saat bisa stabil dan lancar, amiin.
sebelum saya persilahkan narasumber
kita, sekali lagi saya mengingatkan Bapak ibu agar setelah sesi ini berakhir,
bapak ibu harus segera membuat resume. Buatlah resume yang baik, baik itu
artinya sesuai dengan kata-kata sendiri.
Tidak asal copas.
Sebisa mungkin hindari plagiarisme, kita
adalah guru motivator literasi digital, kitalah yang tahu, apa dan bagaimana
seharusnya bertindak dan bersikap dalam dunia digital. Salah satunya mematuhi
etika digita. Plagiarisme adalah salah satu pelanggaran etika didunia digital.
Oleh sebab itu, marilah kita hindari.
Bapak ibu guru motivator,
Kehadiran tehnologi digital disatu sisi banyak memberikan kebermanfaatan dalam
berbagai sektor kehidupan. Kemajuan didunia industri digital telah membawah
peradadapan manusia berkembang demikian pesat' Kehidupan bermasyarakat pun menjadi
semakin terbuka
Informasi dengan mudahnya dapat akses oleh
siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Informasi bukan barang langka. Dulu
dijaman saya mahasiswa, ada satu pomeo "siapa yang menguasai informasi,
dia menguasai dunia". Saat itu, akses terhadap informasi tertentu hanya
milik orang-orang tertentu. Informasi menjadi barang berharga.
Sekarang terbalik, informasi demikian terbuka,
siapa saja bisa memperoleh infromasi dengan mudah. Namun tantangannya, tidak
semua informasi yang tersedia adalah informasi yang benar. Bahkan sering kali
informasi yang benar harus "bersaing" dengan informasi yang tidak
benar alias "Hoaks". limit benar dan salah menjadi sangat tipis,
karena hampir-hampir kita tidak dapat membedakan mana informasi hoaks dan bukan
hoaks.
Informasi hoaks sangat berbahaya. Informasi
hoaks dapat menciptakan perpecahan, menurunkan reputasi seseorang, menimbulkan
opini negatif, menimbulkan keraguan terhadap fakta (mengaburkan fakta), dan
tentu saja sangat merugikan masyarakat. oleh sebab itu, kita harus berusaha
menghindarkan diri dari infromasi hoaks. Pertanyaannya, bagaimana caranya?
Mari kita ikuti paparan
menarik dari narasumber cantik dengan tema "Strategi menangkal hoaks* .
Beliau adalah seorang ibu Mudah berparas cantik dengan ilmu dan pengalaman
seabrek. Sampai saya tidak bisa mengurainya satu persatu.
BIODATA ;
Ibu Heni Mulyati, M.Pd
Beliau lahir di Cilacap,
11 Januari 1982, menamatkan pendidikan S1 dan S2 dari UNJ pada bidang bimbingan
dan konseling dengan IPK 3,83 dan 3,71 .
kerenkan!. Ternyata beliau masih se almamater dengan om Jay.
Itu belum cukup bapak ibu, bu Heni adalah
seorang pembicara handal atau narasumber dalam berbagai forum seminar,
Pelatihan, konferensi, dan Kursus
Dalam dunia kepenulisan, beliau tercatat
sebagai Tim Penulis Buku Informatika untuk SMA kelas X, XI, dan XII penerbit
Andi. Koordinator Tim Buku Panduan (Literasi Media: Kurikulum, Panduan
Fasilitator, dan Panduan Materi Narasumber) bekerja sama dengan
Internews dan didukung
USAID.
Jurnal ilmiah yang telah diterbitkan, antara
lain:
Publikasi Jurnal
Pelatihan Keterampilan Sosial untuk Mengatasi Kecemasan Sosial Pada Anak
Menjelang Bebas di LPKA dalam Jurnal Edukasi (Jurnal Bimbingan dan Konseling)
Vol. 6 Nomor 1 Januari 2020 dengan Nomor ISSN 2460-4917 (edisi cetak), dan
(e-Journal) 2460-5794. tahun 2019
Publikasi jurnal: In
Search of Indonesiaan-Based Digital Literacy Curriculum through TULAR
NALAR.Penulis: S.I. Astuti, H. Mulyati, & G. Lumakto Presented at The 3rd
Social and Humaniora Research Symposium 2020 (Sores 2020), Bandung, Indonesia,
October 24. tahun 2020
Publikasi jurnal: Constructing TULAR NALAR: A Digital
Literacy Curriculum for Specific Themes in Indonesia.Penulis: S.I. Astuti, H.
Mulyati, & G. Lumakto Presented at the …
Demikian sekilas profil narasumber kita sore ini, untuk selengkapnya silahkan anda membaca
Nara sumber ;
Assalamualaikum Wr. Wb. Terima kasih kepada moderator
yang sudah mengantarkan sesi sore
hari ini.
Materi
Kalau dari sini ada yang ingin jadi relawan, dipersilakan. Anggota Mafindo beragam, dari dosen, guru, ibu rumah tangga, mahasiswa, jurnalis, dan sebagainya
Ada tiga hal yang
dibahas pada sesi kali ini.
Sesi 1 membahas tentang perkembangan era digital dan banjir
informasi.
Sesi 2 mengenai hoaks, motif, jenis, ciri, dan dampaknya.
Sesi 3 membahas tentang tips periksa fakta secara singkat.
5. Mari kita nostalgia ke era internet belum ditemukan. Media informasi saat itu sangat terbatas. Ada TV, radio, dan koran cetak.
Saya pernah mengalami juga bagaimana antrinya telepon di
wartel atau telepon gunakan telepon umum yang koin. Dulu berkirim surat lewat
pak pos dan menunggu berhari-hari balasannya.
Ini dulu..... sekarang......
Semua berubah. Siapa
pun bisa menjadi pembuat, penyebar, dan pengguna informasi. Dulu kalau nonton
acara, setel TV. Saya kecil di Cilacap, belum masuk listrik. Kalau mau nonton
TV harus pakai AKI. Itu pun menumpang di tetangga.
Sekarang, semua saluran TV apa pun ada di genggaman.
Bahkan banyak juga sosok-sosok yang menjadi milyarder karena mempunya channel
Youtube sendiri.
Perubahan teknologi juga berdampak pada
masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup
percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi
banyaknya grup percakapan yang kita ikuti.
Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman.
Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu.
Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan
banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber
Selain kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, ada sisi lain yang perlu jadi perhatian bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat.
Mafindo sendiri melakukan
pemeriksaan fakta berdasarkan laporan yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama
tahun 2020.
Dilihat dari temanya,
politik dan kesehatan menduduki peringkat dua terbesar dibanding tema-tema
lainnya. (sumber: Litbang Mafindo).
Dilihat dari saluran peredarannya, FB, WA, dan
Twitter menjadi tempat dimana hoaks banyak beredar.
Itulah mengapa penting
bagi kita untuk dapat membedakan mana hoaks atau bukan dengan memiliki
kemampuan periksa fakta yang cukup.
Perubahan teknologi juga berdampak pada
masifnya informasi yang diterima. Banyak informasi yang beredar di grup
percakapan, baik informasi yang serius ataupun tidak serius. Belum lagi
banyaknya grup percakapan yang kita ikuti.
Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman.
Ketika banyak informasi yang hadir pada satu waktu.
Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan
banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble dan echo chamber
Era post truth ditandai dengan ketika suatu
fakta diberikan, seseorang cenderung tidak menerimanya. Hal ini lebih
dikarenakan emosi yang dominan dan keyakinan pribadi.
Misal, kita sudah percaya
dengan si A. Ketika si B memberitahu bahwa ada fakta lain tentang A, kita akan
menyangkalnya. Kita sudah yakin si A pasti benar dengan apa pun yang
disampaikan.
Matinya
kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa
pandemi, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya.
Misal latar belakang A
namun memberikan pandangan tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan,
namun merasa paling tahu bidang kesehatan.
Ada hal lain yang perlu kita sadari, kita semua berada di gelembung-gelembung kelompok informasi. Misal, saya akan memblokir orang yang tidak sesuai dengan ide dan pemikiran saya. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja.
Ada istilah lainnya yaitu filter bubble dan echo
chamber. Penjelasan ada pada slide.
Matinya kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, memberikan gagasan namun bukan ahli di bidangnya.
Misal latar belakang A namun memberikan pandangan
tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu
bidang kesehatan.
Kita akan masuk pada bagian kedua, mengenai apa itu hoaks,
motif, jenis, ciri, dan dampaknya.
Hoaks
sendiri dari asalnya sudah digunakan abad ke-17. Asal kata ‘hocus’. Hocus
pocus, mirip dengan sim salabim di sulap.
Dari sisi pengertiannya, hoaks adalah infomasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah
Mengapa
masih ada yang percaya hoaks? Banyak alasannya. Ini beberapa di antaranya:
1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang
belum merata
2. Polarisasi masyarakat
3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya
kemampuan periksa fakta
banyak alasan seseorang menyebarkan hoaks. Salah satunya motif ekonomi. Ada orang-orang yang membuat situs tertentu yang isinya provokatif.
Ketika orang mengunjungi situs tersebut, maka akan mendapatkan keuntungan ekonomi (click bait). Pembuat dapat uang, kita dapat perpecahan, debat, dan sebagainya.
Ada banyak
motif lain yang perlu kita waspada bersama.
tujuh
misinformasi dan disinformasi yang dapat disimak pada tautan di bawah ini.
Misinformasi:
informasi salah, penyebarnya tidak tahu kalau itu salah. Umumnya tidak disengaja.
Disinformasi
ada unsur kesengajaan.
Simak tautan di bawah
ini, sumber dari Youtube Mafindo:
https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0
Berikut contoh hoaks yang mungkin bapak dan ibu pernah
dapat. Ada yang namanya satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang salah.
Contoh berikutnya konten yang menyesatkan, konten yang
salah, konten tiruan, dan konten yang dimanipulasi.
ciri-ciri informasi hoaks? Sumber informasi tidak
jelas, biasanya bangkitkan emosi, kelihatan ilmiah namun salah, isinya
sembunyikan fakta, dan minta diviralkan.
Mafindo rekomendasikan untuk sumber informasi gunakan
rujukan media kredibel atau anggota Dewan Pers. Atau sumber dari lembaga resmi
terkait.
dampaknya? Akan timbul perpecahan dan saling curiga
antara kita. Selain itu muncul kebingungan bedakan mana yang hoaks dan bukan.
Dapat pula membuat meninggal seorang karena terlalu
percaya dengan informasi yang didapat. Karena percaya hoaks akhirnya terlambat
penanganan medis.
Sekarang kita masuk ke bagian terakhir, bagaimana melakukan
periksa fakta singkat.
Silakan bapak ibu menonton video ini yah. Ini produksi
Tular Nalar dari situs www.tularnalar.id
Video durasi lima menit dapat ditonton pada tautan di
bawah ini.
https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM
https://www.youtube.com/watch?v=rX5z3PBmwtM
Setelah kita menonton tayangan tadi, saya akan
berikan beberapa cara cepat untuk periksa fakta. Bisa dilihat detail pada
paparan.
Jika menerima informasi melalui WA, ini caranya untuk cek
hoaks.
Apabila bapak ibu ingin belajar
lebih lanjut mengenai literasi digital,
bisa ke
www.literasidigital.id atau www.tularnalar.id
Bisa juga
ke youtubenya Mafindo agar tahu hoaks terkini apa saja.
Ada tiga hal yang perlu dicek fakta: narasi, foto, dan video. Kalau bapak ibu mau ikutan sesi pelatihan ini, bisa ke sini yah.
Kelas Kebal Hoaks (KKH) Mafindo bekerja sama dengan Kominfo dan Siberkeasi. Gratis dan mendapat sertifikat. Pelatihan ini lebih detail teknis melakukan periksa fakta. Banyak praktik dan latihan.
Silakan menghubungi
kontak di layar. Ikuti juga IG @Siberkreasi atau @Turnbackhoaxid
Saya akhiri dengan penutup.Bahwa hendaklah
bijak gunakan media digital. Apa yang kita unggah akan tinggalkan jejak.
Periksa faktanya dulu.
Saya
yakin dengan kita usah yang betulkan akan membuatkan dari kerja yang
proposional dan cerdas .insalloh akan membuahkan hasil yang memuaskan . dengan
sering membuat dari pertemuan- yang ada di pelatihan menulis ini akan
membuatkan buku antalogi saya .terima kasih bu Heni Mulyati MPd ilmu
yang sangat berguna buat saya .
Rusmana
ST MM M.Si dari SMKN 5 jakarta
Lengkap dan jelas Bu, keren 🥰👍👍
BalasHapusHe he sy bapak Bu ,
BalasHapusQuite fascinating, you got every points.
BalasHapusamazing makin cetar pak Rus. Luar biasa. terus semangati yang lain biar bikin resume
BalasHapusIya ,p Dail nuhun
Hapus