Inovasi Merdeka Belajar Dan Merdeka Mengajar.
menyusun buku solo dan merapihkan Bab 2.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.
Materi tentang Inovasi Merdeka Belajar
dan Merdeka Mengajar sesuai dengan kebijakan Merdeka
Belajar adalah memberikan kemerdekaan kepada setiap satuan pendidikan untuk
melakukan inovasi. Pada hakekatnya, Merdeka Belajar hadir untuk menggali
potensi yang ada pada guru, sekolah dan peserta didik untuk berinovasi dalam
meningkatkan kualitas secara mandiri. Mandiri bukan hanya mengikuti proses
birokrasi pendidikan yang sudah ada, tetapi yang sangat diperlukan adalah
kegiatan untuk berinovasi. Guru dan peserta didik diberi kebebasan untuk
mengakses ilmu pengetahuan, serta metode pembelajaran yang berdiferensiasi.
Merdeka Belajar
memiliki 4 (empat) pokok gagasan sebagai upaya untuk menciptakan sistem &
budaya pembelajaran serta pengajaran yang lebih efektif, pro-aktif, kreatif,
inovatif, mandiri, konktekstual dan emansipatoris, serta senafas dan sebangun
dengan perubahan global di dunia pendidikan saat ini. Sehingga
untuk mencapai orientasi tersebut, Kemendikbudristek merasa perlu untuk
memangkas hal-hal yang bersifat prosedural dan administratif yang dinilai
menghambat efektivitas dan esensi pembelajaran.( Yandri A, SH., M.Hum.
(Widyaprada Utama-Direktorat Guru Pendidikan Dasar)
2.1
INOVASI.
Inovasi menurut Schumpeter memiliki arti,
usaha mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi
sehingga, dengan inovasi seseorang dapat menambahkan nilai
dari produk, pelayanan, proses kerja, dan kebijakan pendidikan tidak hanya bagi lembaga pendidikan tapi juga Stakeholder dan
masyarakat.
Wina Sanjaya dalam
bukunya kurikulum dan pembelajaran, inovasi diartikan
sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu dan digunakan untuk
menjawab atau memecahkan suatu permasalahan.
Secara harfiah inovasi / innovation berasal
dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan
atau memperkenalkan sesuatu yang baru, inovasi kadang
diartikan sebagai penemuan namun, maknanya berbeda dengan penemuan dalam
arti discovery atau Invention . Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sudah ada sebelumnya,
misalnya penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam
matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, untuk meningkatka kualitas pembelajaran tersebut
di Indonesia baru – baru ini dikembangkan, sebenarnya model pembelajaran
tersebut sudah dilaksanakan di
negara – negara lain, atau model
pembelajaran melalui jaringan internet. Sedangkan Invantion ,memiliki
pengertian penemuan yang benar – benar baru belum tercipta sebelumnya.
Penerapan
metode atau pendekatan pembelajaran yang benar- benar baru di daerah tersebut ,
tetapi pada dasarnya sudah pernah diterapkan di daerah ataupun Negara lain
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Misalnya, seiring dengan kemajuan teknologi kita dapat mendesain pembelajaran
melalui hand phone atau melalui Games yang
belum ada sebelumnya.
Dari beberapa pengertian
tersebut inovasi dapat diartikan sebagai wujud baru berupa
ide, gagasan, atau tindakan . Sedangkan dilihat dari maknanya, sesuatu yang
baru itu bisa benar – benar baru, belum tercipta sebelumnya yang disebut invention, atau
dapat juga tidak benar – benar baru sebab, sebelumnya sudah ada dalam konteks
sosial yang berbeda, kemudian dikenal dengan istilah discovery.
Jadi inovasi bisa
terjadi dalam segala bidang termasuk di dalamnya pendidikan. Inovasi dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja. Khususnya dalam bidang pendidikan, inovasi biasanya
muncul dari adanya keresahan dan keinginan dari pihak –pihak tertentu tentang
penyelenggaraan pendidikan. Misalnya, keresahanguru tentang proses belajar
mengajar yang dianggap kurang berhasil, keresahan pihak administrator
pendidikan tentang kinerja guru, atau mungkin keresahan masyarakat terhadap
kinerja dan hasil, bahkan sistem pendidikan. Keresahan – keresahan itu pada
akhirnya membentuk permasalahan – permasalahan yang menuntut penanganan dengan
segera. Upaya untuk memecahkan masalah tersebut maka, munculah ide – ide baru
atau gagasan sebagai suatu inovasi. Begitu juga dengan keinginan
dari Guru, dan administrator sekolah akan adanya sekolah yang lebih maju dan
bermutu, sehingga menarik minat masyarakat untuk memilihnya sebagai tujuan
anaknya bersekolah.
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa inovasi akan ada karena adanya
masalah
yang dirasakan, hampir tidak mungkin inovasi muncul tanpa adanya masalah.
2.2.
MERDEKA BELAJAR.
Merdeka Belajar merupakan filosofi yang menjadi proses, sekaligus tujuan
jangka panjang pendidikan di Indonesia. Prinsip Merdeka Belajar sejalan dengan
gagasan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara kemerdekaan adalah tujuan dan sekaligus paradigma pendidikan
Indonesia yang perlu dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan. “Peserta didik
tumbuh secara kodratnya sendiri “. Sedangkan guru hanya menuntun dan merawat
kodrat itu.
Gagasan ini memang sangat krusial
dalam rangka melakukan transformasi pembelajaran menuju output dan outcome pendidikan
Indonesia yang lebih baik dan maju. Gagasan serupa pernah masuk pada konsep dan
metode pembelajaran seperti Student Centered Learning
(SCL), Contextual Teaching and Learning (CTL), Independent Learning,
Emancipatory Learning, Innovative Teaching, dan lain-lain.
Sementara, gagasan tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) mengikuti prakarsa John Dewey sejak
satu abad yang lalu.
Konsep dan metode turut diadaptasi
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Kurikulum ini
memberikan kemerdekaan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum
sendiri sesuai potensi daerahnya masing-masing. Selain itu, di jenjang
pendidikan dasar sejak tahun 2000an kita juga sudah menerapkan gagasan tentang
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). Pada Kurikulum
2013, relatif lebih mapan dalam mengadaptasi pendekatan pembelajaran yang “membebaskan”
siswa. Hanya saja, memang problem terbesarnya terletak pada proses dan evaluasi
dari implementasi kurikulum-kurikulum tersebut (Maftuh, 2019).
Dalam rangka memperkuat inovasi
Merdeka Belajar ini, pada tanggal 11 Februari 2022 Kemendikbudristek meluncurkan
inovasi kurikulum yang diberi nama Kurikulum Merdeka. Ada tiga keunggulan yang
dijanjikan dalam kurikulum merdeka ini, yaitu;
- Fokus
pada materi esensial agar ada pendalaman dan pengembangan kompetensi yang
lebih bermakna dan menyenangkan,
- Kemerdekaan
guru mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik
dan,
- Pembelajaran
melalui kegiatan proyek untuk pengembangan karakter dan kompetensi Profil
Pelajar Pancasila melalui eksplorasi isu-isu aktual.
Kemerdekaan harus dipahami memiliki
makna yang lebih luas dari pada hanya diartikan sebagi kebebasan. Kemerdekaan
juga dapat diartikan sebagai adanya kemampuan untuk hidup melalui kekuatan
sendiri menuju arah yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang
ada. Artinya Merdeka Belajar tidaklah semata-mata diartikan sebagai kebebasan,
tetapi dapat diartikan juga sebagai kemampuan seseorang, keberdayaannya agar
mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Berbicara tentang pembelajaran yang
“Merdeka”, seyogyanya kita juga tidak boleh melupakan model pembelajaran yang
selama ini dijadikan sebagai pedoman para guru. Hanya saja, setiap guru harus
mulai berani untuk melakukan inovasi serta perubahan dalam kultur pembelajaran.
Dalam hal ini ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan, antara
lain:
- Pendekatan
pembelajaran, yakni titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Secara teori ada dua jenis pendekatan, yaitu student centered approach dan teacher centered approach. Dalam “Merdeka
Belajar” ini seharusnya lebih menekankan pendekatan yang berpusat pada
siswa (student-centered).
- Strategi
pembelajaran, yakni kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini ada dua jenis strategi pula, yakni exposition-discovery learning dan group-individual learning.
- Metode
pembelajaran, yakni cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam “Merdeka Belajar”, mengutamakan metode
diskusi, brainstorming, debat, simposium dan sejanisnya
dibandingkan metode ceramah.
- Teknik
dan Taktik Pembelajaran. Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan
oleh guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Sementara taktik pembelajaran adalah gaya guru dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Menurut Najelaa Shihab, ada 3 dimensi
dalam “Merdeka Belajar”, yakni komitmen, mandiri, dan refleksi. Menurut Shihab
(2017), komitmen guru dan peserta didik yang merdeka dalam belajar adalah
ketekunannya dalam perjalanan menuju tujuan yang bermakna bagi diri sendiri.
Komitmen terhadap tujuan dari pembelajaran ini seharusnya tidak sekadar untuk
mencari nilai, melainkan yang lebih penting adalah untuk penguasaan (mastery). Sehingga kemampuan dan keterampilan yang
diperoleh dari hasil pembelajaran benar-benar bersifat nyata, bukan sekadar di
atas kertas. Proses pembelajaran tersebut harus dilakukan dengan semangat
kemandirian. Di akhir pembelajaran, setiap guru dan murid juga harus melakukan
refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilalui untuk dapat di evaluasi.
Gagasan Merdeka Belajar sejatinya
merupakan pembelajaran yang memberikan ruang kebabasan terhadap independensi
dalam belajar, bersifat kontekstual dan dijalankan secara inovatif.
Pembelajaran yang “Merdeka” juga
diharapkan harus bersifat kontekstual. Dalam literatur pembelajaran dikenal
konsep yang disebut dengan pengajaran dan pembelajaran kontekstual
atau contextual teaching and learning (CTL). CTL adalah
suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka sendiri.
Dalam perkembangannya, CTL memberi
titik tekan pada cara berpikir tingkat tinggi (high order thinking –
HOT), transfer pengetahuan lintas disiplin, serta pengumpulan, penganalisisan,
pensintesisan informasi dan data dari berbagai sumber dan perspektif. Menurut
Blanchard (2001), strategi CTL dapat membantu memenuhi kebutuhan masing-masing
siswa yang berbeda, meliputi:
- Menekankan
pada pemecahan masalah
- Menyadari
perlunya pembelajaran dalam berbagai konteks
- Mengajarkan
siswa untuk memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga
mereka menjadi pembelajar yang mandiri
- Mengajar
sesuai dengan keragaman konteks kehidupan siswa
- Mendorong
siswa untuk belajar dari satu sama lain dan bersama-sama
Menggunakan penilaian otentik.
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama, yakni;
- Konstruktivisme
(constructivism): menekankan pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses
belajar mengajar. Pembelajaran akan dirasakan memiliki makna apabila
secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pengalaman
sehari-hari yang dialami siswa.
- Inkuiri
(inquiry): pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiri terdiri dari:
observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data, penyimpulan.
- Bertanya
(questioning): kegiatan bertanya merupakan bagian
penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada
aspek yang belum diketahui.
- Masyarakat
belajar (learning community): bisa terjadi apabila ada
proses komunikasi dua arah dimana kedua belah pihak saling memberi
informasi yang diperlukan oleh teman bicaranya dan sekaligus juga meminta
informasi yang diperlukan dari teman belajarnya.
- Pemodelan
(modeling): dalam hal ini guru bukan satu-satunya
model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa berdasarkan
kemampuan/pengetahuan yang dikuasai. Model juga bisa didatangkan dari luar
yang ahli dibidangnya.
- Refleksi
(Reflection): cara berpikir tentang apa yang baru
dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan
pada masa yang lalu. Refleksi merupakan respon dari kejadian, aktivitas,
atau pengetahuan yang baru diterimanya.
- Penilaian
autentik (Authentic assessment): proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan
belajar siswa. Dalam hal ini penilaian tidak hanya dilakukan oleh guru,
tetapi bisa juga oleh teman atau orang lain.
Pembelajaran yang “Merdeka” juga
harus dilakukan secara inovatif. Dalam hal ini, setiap guru perlu memiliki
keterampilan untuk memberikan pengajaran yang inovatif. Beberapa metode yang
dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan innovative teaching antara
lain (Kalyani & Rajasekaran, 2018):
- Menggunakan
alat bantu audio dan video (teknologi digital)
- Melakukan brainstorming
- Belajar
di luar kelas
- Membuat roleplay
- Mendorong
penemuan ide-ide baru
- Menggunakan
permainan (puzzle and game)
- Melakukan Story telling.
Merdeka Belajar dapat juga menjadi
indikator inovasi pembelajaran di era perkembangan teknologi saat ini melalui
pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dapat
melibatkan siswa dengan berbagai jenis rangsangan pembelajaran berbasis
aktivitas. Pemanfaatan Teknologi dapat menambah daya tarik penyajian materi,
sehingga memacu para siswa dan guru untuk lebih banyak melek media. Menurut (Subramani & Iyappan,
2018) ada beberapa jenis teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran dan
pengajaran inovatif antara lain:
- Voice
Threads; adalah layanan web yang memungkinkan
pengguna mengunggah slide PowerPoint,
video, foto dll dan menambahkan narasi suara untuk membuat presentasi
multimedia.
- Blogging;
adalah postingan publik. Disini siswa dapat diminta untuk mengirim catatan
di blog kelas.
- Social
Bookmarking; adalah proses sederhana menyimpan alamat
situs web di folder favorit di browser web kita
untuk lebih mudah dicari/ditemukan kembali.
- Siniar
atau Podcast; adalah serial rekaman
yang diposting secara reguler secara daring. Siniar
adalah berbasis teknologi yang mirip dengan kuliah lisan. Keuntungan
menggunakan siniar salah satunya adalah fleksibilitasnya untuk pengajaran.
- Screencast;
adalah cara yang efektif untuk berbagi ide dan konten untuk memperoleh
umpan balik dari siswa. Screencasts dapat
digunakan untuk menggambarkan proses, menjelaskan konsep tertentu, atau
menyajikan presentasi PowerPoint dengan
narasi dan unsur
Dari penjelasan di atas dapat menarik
kesimpulan bahwa kehadiran Merdeka Belajar akan menumbuh kembangkan kembali
kebebasan guru dan peserta didik yang selama ini terkesan hilang dan
terbelenggu oleh kurikulum dan kebijakan yang sentralistik. Merdeka Belajar
juga akan memberikan peluang bagi guru dan peserta didik untuk menggali
segala potensi sumber daya manusia (SDM), potensi budaya dan potensi lingkungan
yang ada di sekitarnya sehingga menjadi kekuatan pendidikan yang bermuatan
lokal.
Harapannya, Merdeka Belajar akan memberikan ruang kepada peserta didik untuk menentukan sikap terhadap pilihan sendiri sedangkan guru dapat memberikan pembelajaran berdiferensiasi sekaligus memberikan stimulus yang dapat menggerakan siswa untuk mengembangkan sikap yang telah dipilihnya
2.3 MERDEKA MENGAJAR.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengembangkan kurikulum prototipe yang
selanjutnya akan disebut Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting upaya
memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami.
Selain kurikulum,
untuk membantu mewujudkan perubahan sistemik, guru membutuhkan medium yang
mudah diakses, sebagai alat untuk membantu mereka meningkatkan dan
mengembangkan potensi. Menjawab kebutuhan guru tersebut, platform Merdeka
Mengajar hadir sebagai sarana edukasi yang dapat membantu guru menjalankan
perannya dalam mengajar, belajar, dan berkarier, untuk mewujudkan merdeka
belajar.
Untuk mendukung
pemulihan pembelajaran pascapandemi dan sebagai solusi memulihkan pembelajaran
dan memperbaiki kualitas Pendidikan, Kemendikbudristek meluncurkan Merdeka
Belajar Episode Kelima Belas: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar
pada Jumat, 11 Februari 2022.
Arah perubahan
kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur
Kurikulum Merdeka lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, dan
memberikan keleluasan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar
sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Penerapan Kurikulum Merdeka
juga didukung oleh aplikasi khusus yang menyediakan berbagai referensi bagi
guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
Kurikulum Merdeka
bisa diterapkan oleh sekolah dan madrasah sebagai opsi dan secara bertahap.
Tentunya kurikulum ini memerdekakan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang
lebih aktif dan menyenangkan untuk peserta didik. Dengan penerapan Kurikulum
Merdeka, bisa mengakselerasi pemulihan pendidikan dan mendorong terwujudnya
cita-cita Merdeka Belajar.
Merdeka mengajar
merupakan salah satu platform teknologi yang disediakan untuk mendukung para
guru agar dapat mengajar lebih baik, meningkatkan kompetensinya, dan berkembang
secara karier.
Platform Merdeka
Mengajar dapat diakses melalui: https://guru.kemdikbud.go.id
Untuk dapat login
ke beberapa produk Platform Merdeka Mengajar harus menggunakan akun
pembelajaran: Belajar.id
Platform Merdeka
Mengajar merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru
dalam mewujudkan Pelajar Pancasila. Melalui platform ini, para pendidik dapat
melakukan tiga hal, yaitu mengajar, belajar, dan
berkarya.
Untuk dapat
mengaksesnya, guru menggunakan akun pembelajaran belajar.id melalui aplikasi di
gawai Android dengan mengunduh aplikasi di Google Play Store atau akses melalui
laman https://guru.kemdikbud.go.id./
Aplikasi Merdeka
Mengajar merupakan superapp edukasi yang dirancang Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membantu guru
mengajar, mengembangkan diri, dan berkarya lebih baik lagi.
Panduan dan FAQ
platform ini dapat dilihat melalui laman Ditjen GTK https://bit.ly/PanduanFAQPlatformMerdekaMengajar
Untuk bisa masuk ke
platform Merdeka Mengajar menggunakan Akun Google dengan domain belajar.id (Akun
Pembelajaran) atau madrasah.kemenag.go.id (Akun Madrasah).
Mari bergerak
bersama untuk terus mengembangkan diri menuju pembelajaran yang merdeka!
Sumber :
https://www.instagram.com/kemdikbud.ri/?hl=en
#Febuari ceria PGRI
# PGRI semakin jaya dan Abadi.
# Hari ke dua puluh Lima
Inspiratif. Terimakasih
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung Bu Mugiarni
BalasHapus