MSDKI ( Menulis sesuai dengan ke inginan )
Jumat 01 -juli-2022
Hari ke 22 tantangan menulis tiap hari di blogger.
Gunakan bahasa yang sederhana. Sekali lagi, gunakan bahasa yang
sederhana. Jangan menggunakan bahasa yang rumit untuk dipahami oleh anak.
Jangan memakai kata-kata bersayap atau ambigu yang justru membuat anak
bingung.
Cobalah masuk ke dalam dunia anak, selami cara mereka berbicara,
berpikir, tak lupa perbanyak membaca buku cerita anak, sehingga kamu lebih peka
serta bisa memilih kata yang dipahami pembaca yang masih berusia kecil
tersebut.
- deskripsi
orang
- deskripsi
waktu
- deskripsi
tempat
- deskripsi
konflik
- dialog
Hindari ending menggantung. Usahakan menciptakan akhir
cerita yang bahagia, atau setidaknya membuat pembaca cilik merasa lega dan
puas.
Penyelesaian konflik sebaiknya dilakukan oleh tokoh utama, atau tokoh
yang lebih tua, misalnya Kakak atau tokoh pahlawamannya.
Ingat, jangan mematikan tokoh antagonis atau pemeran utama atau tokoh
baiknya. Agar hal ini tak menggangu psikologis sang anak.
Semua penulis harus dapat membawa perasaan pembacanya. Cerita harus
dibangun naik dan turun supaya tidak monoton.
Jangan kira, anak-anak pun sudah dapat merasakannya. Ceritakan saja bila
ada kejadian sedih, bila ada kejadian marah, dan lain-lain karena hal-hal itu
merupakan bagian dari hidup.
Dengan adanya berbagai macam emosi itu, anak-anak dapat lebih peka
terhadap segala situasi.
Poin-poin penting yang harus diingat:
- Permulaan
yang halus
- Mulai
bertemu masalah
- Puncak
masalah
- Solusi
- Resolusi
Permulaan harus dimulai dengan halus, jangan langsung memperlihatkan
masalah besar. Hal ini supaya tidak mengagetkan anak.
Kemudian mulai bertemu masalah. Pastikan tetap logis, ada pertanyaan
kenapa yang mendasarinya.
Lalu puncak masalah: bagaimana.
Dilanjutkan dengan solusi, dan jangan lupa resolusi ke depannya supaya
anak-anak merasakan bahwa buku cerita anakmu dapat memberikan petuah baik tidak
hanya saat masalah ada, tetapi hal-hal baik yang perlu dilakukan ke depannya.
Hal ini bagian paling penting dan krusial: buatlah pesan moral yang
tidak terkesan menggurui.
Caranya?
Hadirkan tokoh dewasa yang menyampaikan pesan bijak dan biarkan anak
yang menyimpulkan sendiri ceritamu. Jadi, kita meminjam ‘mulut’ si tokoh dewasa
untuk memberi tahukan hal-hal baik kepada pembaca cilik kita.
Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam penulisan cerita anak . Kita
memiliki sesuatu yang ingin disampaikan, misalnya pengetahuan, informasi, dan
hiburan.
Dalam menulis cerita, kita ingin menyisipkan pesan moral. Sangat baik
kalau cerita tidak menggurui. Biarlah anak menyimpulkan sendiri cerita yang
kita tulis.
Kemudian bagaimana cara menyajikannya?
Tentu yang menarik lebih disukai.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sederhana, jangan menggunakan
kata-kata yang bersayap dahulu. Gunakan bahasa yang baik dan benar, tapi tetap
ceria.
Karena anak-anak itu seperti gelas yang kosong. Kita ikut mengisi gelas
itu. Yang mendidik anak adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat (termasuk kita
media massa dan para penulis cerita anak). Karena pertanggung jawaban moral
kita lebih besar, karena kita ikut mendidik.
Hal ini bagian paling penting dan krusial: buatlah pesan moral yang
tidak terkesan menggurui.
# Salam Leterasi
# MSDKI (Menulis sesuai dengan ke inginan)
# Rusmana ST MM M.Si SMKN 5 Jakarta
Terima kasih informasi yang disampaikan pak...
BalasHapusBagus nih kalo masuk Kompasiana banyak pengunjung nih
BalasHapusKeren...tulisannya tentang berbahasa yg baik untuk murid.
BalasHapusSalam sehat dan sukses...
Wah, bermanfaat paparannya, Pak🙏🏻
BalasHapus