Menguak Dapur Penerbit Mayor
Resume 22
BM Gelombang 21
Hari /Tanggal ; Senin 22- Nopember-2021
Narasumber ; Edi S . Mulyanta
Moderato ; Hewiyah S.Pd MM
BIODATA
CV
Singkat
Nama : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan : Publishing
Consultant & E-Book Development Andi Publisher
Tpt/Lhr : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status : Menikah
Istri : Retna G.
Anak : 1. Nindita Saheka Ramadhani 2. Raditya
Rizky Duanda (alm) 3. Naditya
Tertia Alfarizky
Hobby
: Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
Fb
: https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Weblog : https://www.pbuandi.com http://bukudigital.my.id
http://ebukune.my.id
Pendidikan
1. S1
Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2. S2
Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
Riwayat Pekerjaan
- Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
- Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
- Dosen dan Ka. Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta
2000-2001
- Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit
Yogyakarta 2001
- Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika
Yogyakarta 2001
- Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta
2002-2003
- Operasional Penerbit ANDI Jogjakarta 2004 – 2019
- Publishing Consultant & E-Book Development
Penerbit Andi 2020- Sekarang
- Founder Pasar Buku Digital ebukune.my.id dan bukudigital.my.id
2020 – Sekarang
- Dosen Tamu Mata Kuliah Tipografi Dasar dan
Tipografi Aplikasi, Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
- Dosen Tamu Penguji Tugas Akhir Fakultas Desain dan
Industri Kreatif Universitas Esa Unggul Jakarta, 2021
Karya tulis buku
https://scholar.google.co.id/citations?user=tYwUNqsAAAAJ&hl=en&oi=ao
- How to make money in BIG DATA, 2021
- Lebih Mahir Word 2019, Untuk
Penulisan Ilmiah, 2019
- Teknik Modern Fotografi Digital 2007
- Pengolahan Digital Image 2007
- Menyusun Karya Tulis Ilmiah
Menggunakan MS Office Word, 2006
- Special Workshop: Teknik Airbrush
Menggunakan Photoshop 2005
- Menjadi Desainer Layout Andal
dengan Adobe InDesign 2005
- Pengenalan Protokol Jaringan
Wireless Komputer 2005
- Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003 dll
Diposting 22nd November
2002 oleh Edi S. Mulyanta
Masa
Covid 19 melanda Dunia
Era
covid 19 ini memang cukup berat bagi semua penerbit, baik penerbit skala kecil
hingga penerbit mayor. Semua berlomba untuk hanya sekadar bertahan hidup, dari
terpaan covid yang tanpa mengenal pandang bulu serta berimbas ke berbagai
sektor.
Sejak Maret 2019, penerbit-penerbit berusaha
dengan berbagai cara untuk bertahan dan mencoba tetap eksis dengan berbagai
cara.
Hal
tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi
mereka ke arah yang lebih up to date,
menyongsong perkembangan teknologi yang lebih cepat dibandingkan perkembangan
dunia bisnis penerbitan secara umum. Beberapa penerbit yang tidak dapat
mengikuti perkembangan jaman, akhirnya mencoba mengurangi intensitas terbitan bukunya, akhirnya berimbas pula ke
jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku
mereka. Penerbit buku di bawah IKAPI adalah penerbit yang mementingkan UUD
(Ujung-ujungnya Duwit) untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Secara
otomatis cash flow akan terganggu, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah
haluan ke usaha yang lain.
Saya
akan mencoba memulai dengan penjelasan skala penerbitan, yang sering digunakan
untuk menyebutkan penerbit mayor dan penerbit minor (indie).
Pada dasarnya konsep penerbitannya sama, yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya.
Tugas
dari penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau
mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis.
Penerbit
hanyalan Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan.
Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya.
hanyalan hanyalah
Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah
atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan
Penerbit Indonesia) tersebut.
Skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap
buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui
penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya.
ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional,
yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya
tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia.
Struktur penomoran ISBN
Bapak ibu bisa memperhatikan struktur angka
dalam Publication Element tersebut
Nah.. angka di publication element tersebut
adalah jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut.
Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh
sebuah penerbit.
Secara
materi terbitan, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor.
Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada Genre tertentu
untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya.
Secara
otomatis. karena jumlah produksi cukup besar, akhirnya penerbit mayor mempunyai
saluran pemasaran yang cukup beragam yang sering disebut Omni channel Marketing
selain tentunya outlet di Toko Buku.
Yang unik selama pandemi ini, adalah saluran
toko buku mengalami kontraksi yang cukup dalam, sehingga saluran outlet toko
buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online,
maupun digitalisasi materi dalam bentuk media lain selain tulisan.
Tantangan
ini cukup berat bagi penerbit-penerbit dengan skala kecil, yang hanya
menggantungkan outletnya di toko buku. Karena imbas dari Lock Down diberbagai
sentra ekonomi, menjadikan saluran penjualan buku semakin sulit bejualan. Media-media
baru sebagai sarana promosi buku pun berkembang seperti channel Webinar,
Podcast, IG Live, WA Group seperti group kita ini, mejadi media promosi yang
luar biasa berkembang. Hal yang unik
dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam
memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam taham
embrio berkembang.
Penerbit di mata pembaca, menjadi sama, semua
berjuang untuk tetap bertahan. Sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum
tidak surut selama pandemi ini. Kami selalu tidak kurang dalam menjaring
tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.
2 Tahun pandemi, semangat menulis
penulis-penulis baru sangat luar biasa, dengan banyaknya tulisan yang masuk di
tempat kami. Hal ini tidak diimbangi dengan pendapatan penjualan buku yang
sangat tergerus dengan adanya Covid 19 yang telah mencapai gelombang ke 2 di
tahun 2021 ini.
Saat
awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin
dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap memantul
ke atas.. tetapi sayang masuk di tahap gelombang 2 covid betul-betul meratakan
pendapatan ke level yang terendah.
Kami dengan terpaksa melakukan pengereman
produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut. Strategi yang
kami lakukan adalah dengan menyimpan tenaga, energi penulis yang tidak lekang
oleh pandemi, dengan tetap melakukan seleksi-seleksi materi buku yang menarik.
Menabung naskah, adalah strategi dalam
menghadapi pandemi, walaupun ada hal yang harus dikorbankan yaitu proses cetak
fisik buku yang terkendala. Hal ini kami siasati dengan menerbitkan E-Book
untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.
E-book adalah sarana media digital buku yang
masih sangat muda, sehingga proses bisnis yang menyertainya belum bisa
mengangkat proses industri perbukuan yang masih ditopang cetak buku fisik.
Ke
depan kami menyadari, bahwa buku fisik masih akan tetap bertahan. Hanya proses
pemasarannya yang berubah mengikuti jaman. E-book akan tetap menarik karena
konsep praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima
media-media lain sebagai media pengayaannya.
Google dengan sigap juga telah mencoba
peruntungannya di era digital ini, yaitu dengan Google Books nya menjadikan
konsep digitalisasi e-book sudah mencapai ke industrialisasi digital masa
depan.
https://www.pbuandi.com/?view=flipcard
(
PASAR BUKU UNNGULAN PENERBIT ANDI )
Tantangan
penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi
ini ke depan. Dengan konsep multimedia, pengawinan antara media-media baru,
menjadikan buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru
dalam dunia digital yaitu konsep Metaverse yang diusung Face Book, dunia
digital akan semakin kaya.
Penguasaan
tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin
maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Buku akan diperkaya dengan media-media
lain, yang akan saling mengisi kelemahan secara alamiah media-media tradisional
tersebut.
Sebagai
penulis, harus memberikan pengayaan-pengayaan tidak hanya kemampuan tulis
belaka. Akan tetapi pengembangan di sisi penulis harus diberdayakan. Seperti
penulis mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang
dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan
rangsangan penerbit untuk tidak mampu menolak tulisan penulis karena
followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.
Ke
depan materi tulisan tidak akan melulu dijadikan alasan penerbit dalam
menerbitkan buku, akan tetapi kemampuan penulis dalam membantu mempromosikan
tulisan lah yang menjadi primadona penulis-penulis baru.
Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak
memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses
penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang Tere Liye yang
dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books.
https://www.google.com/search?tbm=bks&q=tere+liye
Memang
Genre tertentu penulis dapat bermain sendiri memproduksi bukunya. Pintar-pintar
penulis dalam mengelola tulisannya. Ada yang dapat dikerjakan sendiri, ada
dapat berkolaborasi penerbit baik minor maupun mayor.Semua akan jalan di
jalannya masing-masing dan tidak akan saling berebut akan tetapi tetap
menghasilkan keuntungan Akhirnya, semua unsur Dunia penerbitan akan menjadi
lebih berwarna dan saling menguntungkan dari penulis, penerbit, hingga pembaca
buku dengan terbentuknya dunia digital yang cukup menjanjikan ke depannya.
Jangan segan-segan bapak ibu menawarkan
tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya
sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi
komoditas yang menguntungkan.
Pelajari
karakteristik penerbitnya, dengan melihat hasil-hasil terbitannya. Setiap
penerbit mempunyai kekhasan
sendiri-sendiri. Penulis adalah makhluk bebas, yang dapat menawarkan ke semua
penerbit. Tinggal kepintaran bapak ibu sekalian dalam mengatur strategi,
kemampuan, dan memilah serta memilih penerbitan.Betul bapak ibu sekalian, bapak
ibu dapat mencoba menulskan di aplikasi Wattpad, follower pembaca bapak ibu di
situ biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor.
Penerbit minor, juga tidak kalah kreatifnya
dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru,
dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi
peluang tersebut. Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga
idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain. Mengukur
diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri, menguliknya akan menjadi daya
tawar yang baik bagi tulisan bapak ibu saat ditawarkan ke penerbit. Jadi minat mengusung naskah ke penerbit mayor
Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antar
penerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat
antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku.
Penerbit mayor saat ini tidak kekurangan
naskah untuk diterbitkan, hanya kekurangan likuidasi dalam memproses naskahnya
menjadi sebuah tulisan atau media lain ke pembaca. Sehingga saat ini yang
menjadi masalah adalah media apa yang sesuai dalam mendukung sebuah terbitan
buku.
Demikian sedikit tulsan
saya semoga dapat memberikan sedikit gambaran .. bagaimana penerbit tetap
bertahan dalam gempuran jaman yang semakin tidak terpredisi seperti sekarang
ini.
https://www.pbuandi.com/?view=flipcard
( Pasar
Buku Unggulan Penerbit Andi )
Bapak
dan ibu sekalin, silakan mengirimkan naskah ke semua penerbit, untuk berlatih
baik dalam manajemen tulisan dan manajemen hati jika belum bisa lolos terbit.
Ulangi dan berlatih dengan mencoba gaya tulis yang bapak ibu senangi..
insyaallah jalan itu pasti akan datang.. selamat berporses dan menikmati proses
ini sampai tulisan bapak terbit dan dinikmati oleh pembaca buku
Akhir
kata, belajar terus, seterusnya menulis kata -kata yang di dapatkan pada malam ini ,dan tambah
semangat.Saya yakin dengan usah yang lakukan dengan semangat akan membuatkan dari kerja yang
proposional dan cerdas .insalloh akan membuahkan hasil yang memuaskan . dengan
sering membuat dari pertemuan- yang ada di pelatihan menulis ini akan
membuatkan buku solo saya .terima kasih Edi S. Mulyanta S.Si, M.T. ilmu
yang sangat berguna bagi saya .
Rusmana ST MM M.Si dari
SMKN 5 jakarta
Mantab resumenya lanjutkan
BalasHapusSemangaaat jangan kasih kendor
BalasHapusMantap Bapak resumenya...buku solo menanti..
BalasHapusSemangay terus pak, pasti bisa
BalasHapusSemangat terus Pak, Pasti bisa
BalasHapus