MENYUSUN MS DKI

 

Hari ke 2  sabtu 11-juni -2022

MS DKI

Dalam Menyusun Langkah awal untuk MS DKI  (Menulis sesuai dengan ke inginan ) adalah ;

Daftar isi / outlen

Halaman Persembahan…………………………………………………………………………………………… iii

Kata Sambutan             …………………………………………………………………………………  iv

Kata Pengantar            ………………………………………………………………………………….  

Prakata                         ……………………………………………………………………………………

Daftar isi                       …………………………………………………………………………………

1.       Penulis Pemula  ………………………………………………………………………………..

2.       Pendapat naras   sumber ………………………………………………………………………..

3.       Ide penulisan       ………………………………………………………………………………….

4.       Langkah awal Penulisan ………………………………………………………………………


Bab 1 –  MSDKI Apakah (What) UNTUK penulis pemula itu?

Bab 2 –   MSDKI Mengapa(Why) UNTUK belajar menulis penting?

Bab 3 -   MSDKI Di mana(Where) UNTUK mengajar di kelas dan umum dibutuhkan?

Bab 4 –   MSDKI Kapan(When)  UNTUK di kelas buat mengajar  dipergunakan?

Bab 5 –    MSDKI Siapa(Who) UNTUK yang menggunakannya? Dan guru dan siswa belajar

Bab 6 –    MSDKI Bagaimana(How) UNTUK cara membuatnya? Mudah bukan? Ada ide,dan waktu    ,kesungguhan  

A.     Deskripsi msdki

Msdki  melanjutkan dari  Ide, Pokok Bahasan, dan akan dapat Judul

Ada banyak tips menulis buku MSDKI yang menyebutadkan kalau kita harus terlebih dahulu atau  menemukan ide besar tulisan dan cari tema yang ingin kita tulis, lalu merancang pokok bahasannya, dan menentukan judul. Ini benar banget. Tanpa punya ide dan pokok bahasan, nanti kita sendiri yang bingung mau menulis buku apa.

Jadi, langkah pertama dalam menulis buku msdki adalah menentukan ide utama dari apa yang akan kita tulis nanti. Ide bisa datang dari mana saja, maka carilah, jangan hanya menunggu. Setelahnya, buatlah catatan pokok bahasan apa yang terkait dengan ide utama yang sudah kita tetapkan.

Kemudian untuk masalah penentuan judul, ini bisa dilakukan di awal atau di akhir. Kalau saya biasanya menentukan judul sementara dulu di awal. Nanti kalau naskah sudah jadi, baru judul kembali diutak-atik sampai menemukan judul yang paling menarik untuk di cover buku.

B. Cari Referensi untuk  Buku msdki  Lain yang Idenya sama dengan Ide Kita

Setelah menentukan ide utama dan pokok bahasan sudah dipilih, sekarang saatnya mencari referensi dari buku lain yang sudah ada di pasaran dan serupa dengan ide yang mau kita tulis. Bagusnya sih pilih 5-10 judul buku, baca dan pelajari isinya. Catat pula hal-hal penting dari semua buku itu sebagai referensi, termasuk cari tahu apa yang belum diulas secara detail di dalam buku itu.

Selain itu, mencari referensi untuk tulisan kita sangat penting mengingat dalam menulis nonfiksi dituntut ketelitian terkait keakuratan data yang berhubungan langsung dengan pokok bahasan kita. Sudah jelas, semakin banyak pembanding akan semakin besar juga kemungkinan tulisan nonfiksi kita akan lebih baik dari karya orang lain. Sebab yang terpenting dari tulisan nonfiksi adalah kekayaan dan kedalaman data yang kita bangun dalam tulisan tersebut.

C.Lakukan Penelitian

Setelah mendapatkan referensi, lakukan penelitian terkait keakuratan data dan yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Buku yang bagus katanya sih yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan orang lain, yang menginspirasi, atau yang bisa jadi panduan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui pembaca.

Nah dalam proses penelitian di sini, kita bisa melakukan pengamatan dengan lingkungan sekitar dan kehidupan manusia pada umumnya, kemudian menghubungkannya dengan pokok bahasan yang ingin kita kembangkan jadi tulisan nonfiksi, dan menggabungkan semuanya jadi tulisan baru yang diharapkan bisa bermanfaatkan untuk pembaca.

D.Tuliskan Sumber Referensi

Dari setiap referensi yang kita dapatkan, kemudian kita gunakan sebagai bahan pendukung tulisan kita, alangkah baiknya juga disertai dengan sumbernya. Jadi, sumber referensi yang kita gunakan harus dicatat dan dikumpulkan. Hanya saja agar tak mengganggu kenyamanan dalam membaca buku, saya lebih senang mencantumkan sumber referensi yang valid ini di bagian daftar pustaka atau di footnote.

E.Manfaatkan Outline untuk Kelancaran Proses Menulis

Ada cukup banyak pembahasan mengenai outline dalam blog saya ini, termasuk Cara Membuat Outline. Kenapa outline penting? Bagi saya, dengan adanya outline bisa membantu memperlancar proses penulisan, isi tulisan juga jadi lebih fokus dan tidak melebar atau melantur ke mana-mana. Selain itu, adanya outline juga membuat proses menulis buku nonfiksi yang kita lakukan jadi lebih sistematis.

Nah sebaiknya sebelum memulai proses penulisan naskah buku, mulailah dengan membuat outline tulisan. Outline di sini bisa dikatakan juga sebagai daftar isi atau kerangka karangan. Susun setiap bab yang jadi fokus utama, dan sub bab yang jadi bahasan pendulung dengan alur yang baik dan sistematis.

Tempatkan semua bahan yang sudah kita dapat sebelumnya pada bab-bab yang akan kita tulis. Jangan lupa untuk menentukan bab penutup yang bisa mewakili rasa penasaran banyak orang tentang untuk apa tulisan itu kita buat.

F.Tentukan Gaya Bahasa

Ini yang jarang orang pikirkan dalam menulis nonfiksi, pemilihan gaya bahasa menjadi sangat penting dalam sebuah karya tulis nonfiksi. Kenapa seperti itu? Sebab gaya bahasa yang terlalu kaku atau terasa menggurui akan tidak enak dibaca.

Untuk membuat buku nonfiksi, biasanya ada yang namanya testing gaya bahasa. Pada tahap ini, saya akan menulis satu bab pertama dengan beberapa gaya bahasa berbeda sesuai dengan target pembaca yang sudah saya tetapkan untuk buku ini. Kalau sudah jadi, saya akan mengajak editor yang menangani naskah saya untuk berdiskusi dan meminta pertimbangan mana gaya bahasa yang paling sesuai dengan tema tulisan yang ingin dijadikan buku.

Lebih baik lagi dalam merancang suatu buku, tempatkan diri kita sebagai calon pembaca. Dan cobalah pikirkan, apa yang membuat kita ingin membaca suatu buku? Apa alasannya? Apa yang kita harapkan dari membaca buku dengan tema tersebut. Mempelajari segala sesuatu dari sudut pembaca seperti akan membantu kita menemukan cara terbaik yang memiliki kemungkinan besar untuk disukai atau dibutuhkan pembaca.

G.Jangan Takut Salah

Sehebat-hebatnya manusia, memang ada manusia yang bisa melakukan sesuatu tanpa satu kesalahan pun? Dalam perjalanan kurang lebih 10 tahun saya di dunia menulis, saya sangat percaya bahwa sebagus-bagusnya tulisan, tetap tak ada yang bisa dikatakan sempurna.

Itu makanya, ada banyak peran dari banyak orang dalam proses membuat satu buku. Peran tersebut bisa dari editor penamping, editor in-house penerbit, editor akuisisi, lalu ada layouter, ilustrator, proofreader, bagian cetak, dan sebagainya.

Jadi, jangan takut salah. Perasaan takut salah ini sangat menghambat proses menulis lho. Sekarang bayangkan saja. Kita lagi asyik menulis, lalu di tengah kalimat, mendadak kita merasa takut salah dan akhirnya membaca ulang kalimat tersebut. Akibatnya, kalimat selanjutnya yang tadi sudah terpikirkan jadi hilang. Sering yang terjadi, inilah yang membuat seorang penulis jadi lama dalam menyelesaikan bukunya.

Agar proses menulis lancar, tulis saja dulu semua yang terlintas, terpikir, dan yang ingin kita masukkan di dalam buku. Selesaikan semuanya sesuai outline yang sudah kita buat. Ikuti semuanya hingga bab terakhir. Setelah selesai naskahnya, baru kita berusaha melakukan self editing. Kalau sudah oke, barulah kita mengirimkan naskahnya ke penerbit untuk menerbitkan bukunya.


 

 

 

 

Komentar

  1. Mantap. Terima kasih tipsnya, Pak.

    BalasHapus
  2. Iya ,Bun sama2 kita saling menyemangati untuk berbagi ilmu

    BalasHapus
  3. Trimakasih tuk tulisan yang sangat informatif ini pak..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUKSES TIDAK MELIHAT USIA

Kiat Pembelajaran Seumur hidup

MSDKI (Menulis sesuai dengan ke inginan )